Rabu, 23 Februari 2011

Nafsu yg membunuh jiwa

Orang-orang Eskimo di kutub utara mempunyai suatu cara yang unik dalam berburu serigala. Mereka mencelupkan mata pisau ke dalam darah dan dibiarkan membeku berulang-ulang kali sampai mata pisau tersebut menyerupai es krim yang terbuat dari darah. Kemudian pisau tersebut ditaruh di atas salju di tempat yang tinggi dengan bagian yang tajam menghadap ke atas. Di tempat yang tinggi tersebut biasanya pergerakan udara mengalun kesana-kemari. Aroma darah ini tercium oleh hewan buas pemakan daging, salah satunya dalah srigala. 

Ketika serigala datang, ia segera menjilati pisau yang berlumuran darah tersebut. Tanpa disadarinya lidahnya terluka oleh mata pisau dan berdarah. Tetapi, serigala malah menganggap darahnya sendiri sebagai darah yang segar dan serigala itu terus menerus menjilati pisau tersebut karena dinginnya suhu udara di kutub membuat lidahnya yang robek, tidak terasa sakit. Srigala tersebut terus menjilati pisau yang berlumuran darahnya tersebut hingga akhirnya mati kehabisan darah di atas salju. Dan ia terkulai lemas di tempat itu.

Saudaraku.. itulah nafsu dan maksiat.. Jika kita terus memperturutkan nafsu kita dengan berbuat maksiat, maka itu sama saja kita sedang membunuh diri kita sendiri secara perlahan-lahan seperti srigala itu, tanpa kita sadari..

hingga ketika ajal datang menjemput, barulah penyesalan akan muncul.. tetapi sayang.. penyesalan kala itu sudah tidak ada gunanya lagi..

diriwayatkan oleh ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memliki shabwah” . Artinya: pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, dengan dia membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan 

wallahua'lam.. semoga kita pandai dan terampil menjaga diri.. mampu mengendalikan hawa nafsu yang menjerumuskan ke dalam gelapnya adzab kubur dan pedihnya neraka. amin...

Benarkah umat islam melakukan kekerasan ?


Sekarang terus berlangsung opini umat melakukan kekerasan terhadap golongan minoritas. Media-media mengarahkan dan menggiring para tokoh dan pejabat untuk menyatakan umat Islam dan ormas Islam melakukan kekerasan. Umat Islam tidak toleran, dan selalu mengajarkan kekerasan terhadap kelompok minoritas?
Benarkah umat Islam dan ormas Islam melakukan kekerasan terhadap golongan minoritas di Indonesia?
Faktnya, umat Islam di Ambon beberapa tahun yang lalu, justeru mengalami kekerasan, dan penyerangan oleh golongan Kristen. Saat merayakan Idul Fitri, umat Islam di serang, dan masjid-masjid dibakar dan dihancurkan. Aksi kekerasan ini berlangsung lama, dan memakan korban harta dan jiwa, yang tidak sedikit.
Bukan hanya di Am bon, tetapi aksi kekerasan terjadi di Tobelo, Maluku Utara, di mana umat Islam menghadapi kekerasan dari golongan Kristen, berupa pembunuhan dan penghancuran sarana hidup mereka. Kekerasan itu berlanjut di Poso, di mana umat Islam, mengalami nasib yang serupa, diserang dan dihancurkan, serta banyak diantara mereka yang dibunuh dengan keji oleh milisi Kristen.
Di NTT, berulang kali, umat Islam mengalami nasib yang sama, mereka menghadapi kekerasan oleh golongan Kristen. Sehingga, mereka banyak yang meninggalkan wilayah itu, dan pindah ke tampat lainnya. Mereka menghadapi ancaman dan ketidaknyamanan, ketika mereka berada di wilayah mayoritas Kristen.
Di Sanggoledo, Sambas, Kalimantan Barat, suku Madura,yang notabene adalah muslim, menghadapi nasib yang lebih menyedihkan. Mereka dibunuh dan diserang, dan banyak diantara mereka yang tewas. Sampai akhirnya mereka meninggalkan wilayah tempat tinggal mereka,yang sudah mereka huni, selama bertahun-tahun. Bahkan, mereka ditempatkan disebuah pulau terpencil, di wilayah Kalimantan Barat.
Peristiwa serupa dialami suku Madura, di Kalimantan Tengah, tepatnya di Sampit, yang menjadi bulan-bulanan, dan mengalami nasib yang sangat mengerikan, banyak diantara mereka yang dibunuh dengan keji, bahkan anak balita pun mereka bunuh. Kepala mereka dibawa-bawa, diarak keliling kota.
Tetapi, peristiwa yang sangat mengerikan itu tidak pernah menjadi bahasan yang penting oleh media massa, dan tidak ada tokoh yang menaruh perhatian terhadap nasibu umat Islam, yang terdzalimi itu. Seakan membunuh umat Islam itu sah.
Sebaliknya, yang dituduh melakukan kekerasan umat Islam, saat umat dan ormas Islam melakukan pembelaan terhadap nasib mereka yang tedzalimi itu.
Di mana-mana umat Islam menjadi korban kekerasan dan kebiadaban. Di Philipina Selatan, Thailand Selatan, Kashmir, Irak, Afghanistan, Palestina, dan bahkan di Uni Eropa, yang sekarang sedang marak kampanye anti Islam.
Mengapa umat Islam dan Ormas Islam terus disudutkan melakukan kekerasan. Siapa yang melakukan kekerasan?
+++

Minggu, 20 Februari 2011

Renungan untuk Aktivis Dakwah

Pola pandangan manusia

Suatu ketika ada seorang DPR yang tugas keluar negeri untuk studi banding tentang tata kenegaraan ke suatu negara. Kedudukannya adalah ketua rombongan, sehingga wajar kalau disegani oleh seluruh anggota rombongan. Usianya sudah cukup untuk dikatakan tua. Agak kesulitan jika melihat sesuatu yang ada didekatnya. Oleh karenanya, saat membaca, saat melihat sesuatu yang dekat dibutuhkan alat bantu berupa kacamata. Semua tugas telah dilaksanakan, tibalah saatnya waktu yang dinanti-nantikan. Yaitu free time yang biasa diisi dengan pergi ketempat wisata dan berbelanja atau sekedar membeli oleh-oleh. Sesuai pesanan keluarga, oleh-oleh kali ini berupa hiasan yang bisa dipasang di dinding, atau di meja ruang keluarga.

Tiap mengunjungi tempat wisata, selalu keluar kata-kata kagum dan pujian. Tentunya hal ini diangguki oleh para pendampingnya. Selesai agenda jalan-jalan, selanjutnya adalah mencari cendera mata.
Kali ini tujuan adalah ke toko penjual cendera mata. Diperhatikannya tiap pernik cendera mata dengan seksama, dan tentunya memakai kacamata ka. Namun ternyata ketua rombongan ini kurang berkenan dengan cendera mata yang dipajang di toko. Perkataan yang keluar hanyalah ungkapan-ungkapan negatif. Ya kotorlah, kurang bagus, warna yang berantakan, dan lain-lain. Terpaksa pindah ke toko lain. Di toko lain pun, tetap sama, hingga akhirnya keluar masuk toko hingga pulang ke Indonesia dengan tidak membawa apa yang dipesankan keluarga.
Sesampainya di rumah, barulah sadar jika kacamata yang ia pakai ternyata kotor. :)
=========
Sahabat cerita kali ini berkaitan dengan persepsi.
Maaf karena memakai kata DPR, bukan bermaksud apa-apa, ini hanya cerita fiktif saja. Jika memang benar, kebetulan saja :) .  Yang merasa, silahkan tersinggung :D
cerita diatas menggambarkan bahwa segala peristiwa dan kejadian dalam kehidupan ini akan terlihat positif ataupun tidak tergantung dari kacamata yang kita pakai. Kacamata yang kita pakai akan membentuk persepsi, yaitu cara pandang berdasarkan pola pikir dan perilaku.
Setiap orang dapat mendeskripsikan situasi atau kejadian secara berbeda berdasarkan penglihatan mereka. Persepsi tersebut akan mempengaruhi pola pikir serta tindakan selanjutnya.
Dr. Wayne Dyer mengatakan, “When you change the way you look at things, the things you look at change. – Ketika Anda mengubah cara pandang terhadap sesuatu, maka apa yang Anda lihat akan berubah.”
Berpikir dan bersikap optimis tentu membantu persepsi Anda lebih jernih, sehingga nampak jelas peluang-peluang baru yang dapat menolong situasi Anda atau memandu Anda menuju sukses dan kebahagiaan.

Jihad :: kewajiban yg hilang.

Jihad fi Sabilillah merupakan kewajiban agung yang dicintai oleh hati setiap mukmin, walaupun banyak kesulitannya. Karena jihad akan membimbingnya di dunia dan akhirat. Jihad akan mengeluarkannya dari lembah kekerdilan ke puncak kejayaan, dari kehinaan kepada kemuliaan, dan dari kekalahan kepada kemenangan  dengan izin Allah.
Jihad akan membimbing seorang mukmin kelak di akhirat sehingga dia memasuki surga. "Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (QS. Ali Imran: 185)
Dalam sebuah hadits disebutkan:
وَلَا يَجْتَمِعُ عَلَى عَبْدٍ غُبَارٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَدُخَانُ جَهَنَّمَ
"Tidak akan berkumpul pada seorang hamba; debu pada jalan Allah dan asap jahannam." (HR. Ahmad)
مَنْ قَاتَلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فُوَاقَ نَاقَةٍ فَقَدْ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ
"Barangsiapa yang berperang di jalan Allah walaupun hanya sesaat, wajib baginya mendapat surga." (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ahmad)
مَنْ اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ
"Barangsiapa berdebu kedua kakinya di jalan Allah, maka Allah haramkannya masuk neraka." (HR. Al Bukhari)
Karena itu, para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menangis ketika mereka tidak mampu berparisipasi dalam jihad. Maka, "mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan." (QS. At-Taubah: 92)
..Para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menangis ketika mereka tidak mampu berparisipasi dalam jihad...
Itulah kewajiban yang dijauhi oleh kebanyakan kaum muslimin pada zaman kita sekarang ini. Sungguh tepat orang yang menyebutnya sebagai "kewajiban yang hilang".
Kiranya, inilah perbedaan yang mencolok antara kita (generasi akhir umat ini) dengan para sahabat sebagai generasi awalnya. Ini juga yang menjadi kejelasan, kenapa Allah Ta'ala memuliakan mereka dan membiarkan kita dalam kehinaan dan kenistaan di bawah kuasa musuh-musuh Islam. sungguh tepat sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَ أَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِاالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلّطَ اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلاَّ لاَ يَنْزَعُهُ عَنْكُمْ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ
Jika kamu telah berjual beli dengan sistem “baiiul ‘innah” memegang ekor sapi dan ridlo dengan pekerjaan bertani serta meninggalkan jihad (dijalan Allah), niscaya Allah akan menjadikan kehinaan menguasai kamu, Dia tidak akan mencabutnya dari kalian, hingga kalian kembali kepada agamamu.” (Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan yang lainnya dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani, lihat Silsilah al-Ahadiits ash-Shahiihah, jilid I hal.42 No.11)
. . . serta meninggalkan jihad (dijalan Allah), niscaya Allah akan menjadikan kehinaan menguasai kamu, . .
Apa yang diberitakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ini sudah terbukti. Umat Islam begitu kikir menyumbangkan jiwa dan hartanya kepada Allah, padahal Allah sudah membelinya dari mereka dengan harga yang mahal, padahal Allah lah sebenarnya pencipta dan pemilik mereka. "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka."
..Apa yang diberitakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ini sudah terbukti.
Umat Islam begitu pelit menyumbangkan jiwa dan hartanya kepada Allah, padahal Allah sudah membelinya dari mereka dengan harga yang mahal...
Selanjutnya Allah menunjukkan pasar tempat diselenggarakannya perdagangan yang menguntungkan ini, "mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh."
Allah yang Maha Agung dan Maha Tinggi, sebagai pembeli, memberikan janji dengan penandatanganan perjanjian, "sebagai janji yang benar atas dirinya." Kemudian Dia meletakkan janji-Nya dalam semulia-mulia kitab yang diturunkan kepada para rasul-Nya, "dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an." Lalu Allah meyakinkan kembali para penjual yang akan menyerahkan harta dan jiwanya itu, bahwa Dia tidak pernah berdusta dan ingkar janji, "Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?."
Karenanya, Dia memerintahkan agar bergembira sebelum dilaksanakan perdagangan ini, "Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu." Sebab, sebenarnya dagangan itu betul-betul meraih keuntungan besar, "Dan itulah kemenangan yang besar." (QS. At-Taubah: 111)
Benar ini adalah keuntungan yang besar, si hamba menyerahkan dagangan yang dirinya tidak memiliki dan menguasainya. Si hamba menyerahkannya sebagai harga untuk mendapatkan surga yang seluas langit dan bumi, yang tak seorangpun dapat memasukinya dengan mengandalkan amalnya semata. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "sesungguhnya seseorang tidak akan masuk surga karena amalnya." Para sahabat bertanya, "tidak juga engkau wahai Rasulullah?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "tidak juga aku hanya saja Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku." (HR. Bukhari dan Muslim)
Sesungguhnya Allah sangat bermurah hati kepada siapa yang menyambut ajakan jual-beli ini, Dia mengembalikan dagangan yang telah dibelinya itu kepada penjualnya dan tetap membayar harga beli yang telah dijanjikan-Nya.

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki." (QS. Ali Imran: 169)
Dalam sebuah hadits disebutkan, "Sesungguhnya arwah para syuhada itu berada dalam tembolok burung hijau yang berkeliaran di surga ke mana dia suka. Kemudian ia hinggap pada lampu-lampu yang bergelantungan di bawah 'Arasy." (HR. Muslim)
..Namun demikian, kaum muslimin di zaman sekarang banyak meninggalkan kewajiban yang agung ini dan tidak menginginkan keuntungan yang besar itu...
Allah mengembalikan ruh-ruh mereka dan mengalirkan rizki kepada mereka sebagai manifestasi dari kemurahan dan kebaikan-Nya kepada siapa yang menerima dan rela melakukan perdagangan ini.
Namun demikian, kaum muslimin di zaman sekarang banyak meninggalkan kewajiban yang agung ini dan tidak menginginkan keuntungan yang besar itu. Kemauan mereka lemah untuk menapak kepada puncak kemuliaan agama ini, padahal "dan puncak kemegahan ajaran Islam adalah jihad."
Maha Benar Allah yang menerangkan dalam firman-Nya:

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)
Nafsu benar-benar membencinya, lalu meninggalkannya. Bahkan untuk membicarakannya saja mereka antipati. Semua ini disebabkan karena kebodohan mereka akan hakikat jihad dan kecintaan mereka kepada dunia yang berlebih. 
Pembicaraan jihad semakin berat bagi seseorang karena nafsu ikut berbicara, dunia menarik kerah bajunya, syetan menghalangi dan menakut-nakutinya, sifat pengecut mengguncang jiwa dan membelenggu anggota  tubuhnya, kesenangan dunia membentang di depannya sebagai tabir penghalang, sedangkan nafsu amat senang jika ada jalan untuk melarikan diri darinya.
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ قِيلَ لَهُمْ كُفُّوا أَيْدِيَكُمْ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللَّهِ أَوْ أَشَدَّ خَشْيَةً وَقَالُوا رَبَّنَا لِمَ كَتَبْتَ عَلَيْنَا الْقِتَالَ لَوْلَا أَخَّرْتَنَا إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ
"Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat!" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?." (QS. An-Nisa': 77)
Dan datanglah penjelasan yang sangat indah, "Katakanlah: 'Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun'." (QS. An-Nisa': 77)
"Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun."
Mari kita tingggalkan dunia dan kesenangannya yang sedikit itu di belakang punggung kita. Mari kita tampil menggapai akhirat yang lebih baik bagi orang bertakwa, dengan mencintai dan merindukan jihad. "sesungguhnya surga itu berada di bawah kilatan pedang." (HR. Bukhari dan Muslim).